Rabu, 08 April 2015

LOVE IN THE FIRST SIGHT (LITFS)

Do you beleive it? Well, itu sangat mungkin terjadi. Ada banyak dalam kehidupan nyata dan bahkan lebih banyak lagi dalam drama, lengkap dengan bumbu-bumbunya yang semakin membuat seolah-olah hal tersebut adalah sesuatu yang magical.
Dalam kehidupan nyata yang berhubungan langsung denganku aku tidak punya pengalaman seperti itu. Dalam drama atau film? Banyak sekali referensinya. Salah satunya adalah The Heir. K-Drama populer yang direlease akhir tahun 2013, yang berhasil memaksaku untuk melihatnya lebih dari lima kali dalam setahun karena aku gagal MOVE ON. LOL.... benar, hal seperti itu terjadi padaku.

Drama ini berkisah tentang seorang pewaris kaya Korea yang jatuh cinta dengan anak pembantu di rumahnya. Hmmm, sebenarnya temanya klise sih. Just another version of Cinderella Story. Tapi karena kemasannya yang menurutku berbeda dan didukung oleh aktor dan aktris Korea yang notabene adalah favoritku, so... aku memujanya setengah mati. :P
Bagaimana kisah cinta  itu bisa kuanggap sebagai LITFS? Dari sinilah hal tersebut dimulai.


Kurasa saat itulah Kim Tan mengalami LITFS-nya. Matanya yang tajam menangkap sosok Cha Eun Sang yang kebingungan bercampur marah dari luar cafe tempatnya nongkrong. Mungkin karena wajah gadis  tersebut yang khas Asia sehingga membuatnya tampak berbeda di antara wajah-wajah bule disekitarnya dan membuat Kim Tan tertarik untuk memperhatikannya. Atau karena ekspresi kemarahan yang diperlihatkan oleh Cha Eun Sang yang membuatnya penasaran. Yang jelas ia terpaku pada gadis itu sejak sosoknya tertangkap oleh matanya.
Aku suka banget nih dengan tatapan Kim Tan yang ini. Maut kan?



Setelah beberapa kejadian dramatis yang harus di alami oleh Cha Eun Sang karena ia harus bertengkar hebat dengan kakaknya di hari pertama kunjungannya ke Amerika, di tambah dengan tepung kacang buatan ibunya yang dirampas oleh teman Kim Tan karena disangkanya narkoba yang akhirnya membuat Cha Eun Sang harus berurusan dengan polisi dan harus diselamatkan oleh Kim Tan dan yang terakhir adalah Cha Eun Sang terlunta-lunta karena tidak mempunyai tempat bermalam dan lagi-lagi yang menjadi penyelamatnya adalah Kim Tan.
Rentetan kejadian tersebut aku akan menyebutnya TAKDIR. Takdir mengikat nasib Kim Tan dan Cha Eun Sang sehingga keduanya harus selalu berurusan satu sama lain. Dan takdir tersebut mempertegas Love in The First Sight disaat sekali lagi Kim Tan terpesona oleh Cha Eun Sang yang sederhana.


Kim Tan benar-benar terperangah dan terpukau oleh sosok Cha Eun Sang



Dan sejak itulah ikatan takdir itu semakin kuat dan tak terlepas. Kim Tan selalu mencari cara untuk membuat agar Cha Eun Sang tetap berada di sisinya bahkan dengan cara yang tak masuk akal sekalipun.
Seperti ini ,


Mengajak Cha Eun Sang ke sekolahnya dengan berbagai alasan supaya gadis itu berada disisinya lebih lama.
Menyeretnya dalam petualangan mendebarkan saat harus dikejar-kejar oleh preman Amerika.


Bahkan menyembunyikan koper Eun Sang dikamarnya supaya gadis itu tidak pergi.


Aku pikir itulah jerat takdir yang diawali dari Love in The First Sight. Meskipun kelanjutan dari drama ini penuh dengan kisah tragis dan memilukan karena perbedaan status sosial mereka toh akhirnya takdir tetap mempersatukan nasib mereka dalam ikatan cinta, meskipun endingnya sedikit menggantung karena banyak kemungkinan kemungkinan baik dan buruk yang bisa saja terjadi pada masa depan keduanya.

Dalam kehidupan nyata, jujur aku ingin punya pengalaman LITFS. Hehehe.... keinginan bukan sebuah dosa kan? Bagi jomblowati macam diriku berandai-andai tentang cinta pada pandangan pertama tentu bukanlah masalah. Apalagi yang bisa dilakukan selain mengkhayal? LOL...
Dalam imajinasiku kerap kali aku berharap bertemu dengan seseorang yang bisa memberikan kesan mendalam dalam sebuah pertemuan yang tak sengaja. Di bandara misalnya. Saat aku harus dinas ke luar kota atau luar pulau. Berharap bahwa ada jelmaan Ryan Reynolds-cowok idamannya jadul ya, he..he- tiba tiba saja menabrakku saat antri boarding pas dan membuat barang bawaanku berantakan. Dan ketika dengan gentle-nya dia menolongku membereskan barang-barang yang berserakan itu, saat itulah kami saling terpana satu sama lain hingga seolah-olah waktu berhenti sesaat. Hi..hi..hi, lebayyyyyy.....
Atau saat di dalam pesawat ternyata pemilik seat di sebelahku merupakan reinkarnasi Hugh Jackman -tetep aja cowok jadul- dan karena sabuk pengamanku macet aku meminta bantuannya untuk membantuku melepaskan lalu saat itulah kami saling bertatapan dan menyadari seolah-olah kami ditakdirkan bertemu hari itu. Bhahahaha..... :D

            Tetapi rupanya LITFS belumlah menjadi takdirku. Karena sepertinya aku ini termasuk orang yang susah jatuh cinta. Jangankan pada pandangan pertama, yang sudah dipandang berkali-kali pun tidak ada efeknya. LOL....

Anyway, mau Love in The First Sight ataupun Love after Thousand Sight aku hanya berharap bahwa kelak bila aku masih diberi kesempatan untuk kembali menggenggam cinta itu adalah cinta yang sesungguhnya dan benar. Cinta yang benar-benar cinta, saling menghargai dan mendukung satu sama lain. 

Senin, 06 April 2015

YOUR SMILE KILLS ME

Sebenarnya bagaimana sebuah senyuman bisa mematikan? Dan seperti apakah senyum yang mematikan itu? Well, saya pikir ini hal yang relatif di mana masing-masing orang mempunyai pendapat dan kriterianya masing. Kalau menurutku senyum mematikan itu adalah senyuman Timothy Nugroho. Cieeee...yang lagi terpesona sama Timothy. Semua hal pasti di kaitkan dengan sosoknya. Sayangnya aku nggak punya fotonya :( Padahal udah di bela belain menggoogle namanya berharap akan menemukan akun face booknya atau sosmednya yang lain. Tapi yang kudapatkan hanya foto candid yang tidak begitu jelas dan meskipun dalam foto itu dia sedang tersenyum (atau tertawa yah..) hal itu sama sekali tidak bisa memuaskan dahagaku akan aura kedamaian senyumnya. Whuek... lama-lama aku eneg sendiri sama pendeskripsian kata-kataku.
OK...stop for Timothy Nugroho for now. Berhubung aku nggak punya fotonya aku, akan mencoba memberikan contoh lain seperti apa senyum yang mematikan menurut pendapatku.

                                                                   sumber gambar : internet

Tebak siapa dia?
Yups.... Ben Barnes. Menurutku senyumnya mematikan. Diawali dari kehebatannya dalam Prince of Kaspian yang langsung membuatku penasaran untuk berburu filmnya dan akhirnya aku menemukan Dorian Gray. Uh, keren abis deh. Aku sampai terbunuh berkali-kali. LOL... Sebenarnya yang paling membunuhku dari senyumannya adalah dagu belahnya. Alamak... seperti accessories yang sengaja di rancang untuknya. Cute begete. 

                                                                 sumber gambar : internet
Dan pemilik senyum mematikan berikutnya menurutku adalah Orlando Bloom. Aku begitu tergila-gila dengan perannya sebagai Legolas dalam Lord of The Ring. Menurutku nih senyumnya misterius dan kharismatik. Kebayang nggak sih jalan-jalan di hutan terus kesasar tahu tahu ketemu peri super ganteng menenteng panah siap menjadi penyelamatmu. Lalu tiba-tiba sang peri tersenyum dan tiba tiba kau merasa sesak napas.  Bukan disebabkan oleh panahnya yang tiba tiba melesat menembus dadamu tapi karena senyumnya yang berbahaya dan menawarkan petualangan mendebarkan. Wah....aku benar-benar tercekik membayangkannya.

                                                            sumber gambar : internet

Yang satu ini kesan 'bad boy' nya kuat banget. Dengan penampilan super macho dan cuek beibeh. .. malah semakin membuat cewek-cewek terkiwir-kiwir. Salah satunya adalah aku. Hehehe...maksudku dulu waktu masih seumuran my twins. Tapi nggak juga. Sekarangpun aku masih jadi penggemar bad boy -hah, ngaku juga akhirnya- Dan menurutku bad boy yang punya senyuman maut adalah Taylor Lautner. Ketika dia menarik sedikit saja sudut bibirnya ke atas langsung deh klepek klepek kayak ayam di sembelih. Meskipun beresiko bisa menghancur leburkan hati dan perasaan tetap saja senyuman bad boy yang satu ini make a sense for me.