Tampilkan postingan dengan label airport. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label airport. Tampilkan semua postingan

Rabu, 19 Desember 2018

ABSURD

Jakarta, setahun yang lalu.

Jadwal yang tertulis di tiket 19.45 Wib. 
Keluar dari kantor customer sekitar jam tiga sore. Masih cukup waktu. Lanjutin ngobrol sebentar dengan admin di lobby sambil pesen taxi online. Taxol datang langsung cus ke bandara. Jalanan lagi ramah, tidak terlalu padat dan macet meski jam pulang kantor. Nyampe Soetta sekitar jam lima. Masih longgar sampai jadwal keberangkatan. Duduk- duduk sebentar di depan AW sambil main hape. Terus kepikiran, daripada antri cek in di dalam mending cek in mandiri. Samperin mesin check in. Masukin kode booking. Reject. Ulangi lagi. Reject. Pencet lagi. Reject.
Ah, pasti rusak ini mesinnya. Tengok kanan kiri semuanya pada bisa keluar tiketnya. Nyoba mesin satunya. Reject. Satunya lagi. Reject. Duh, keki. Akhirnya nyerah masuk ke dalam dan check in manual di loket.
"Mba..ini boardingnya di Halim," kata mbak petugas ticketing.
JEDER!!!!! Kilat menyambar-nyambar di angkasa. Pantesan ditolak mulu sama mesin check in. Langsung kalap lari keluar dari ruang keberangkatan.
"Ke Halim pak. Berapa lama nyampe?" nodong pak taxi pertama yg menghampiri.
"Sejam-an kalau gak macet."
Tengok jam di hape. Pukul 17.56 WIB.
"GAS POLLL PAK. Gak pake nge-rem."
Pak taxi berjuang sekuat tenaga menaklukkan rute Soetta-Halim di the most hectic time ever. Turun di Halim jam 19.30 tet, langsung ngibrit ke dalam. Alhamdulillah wa syukurillah. Pesawatnya delay 30 menitan. Masih dapat kesempatan check in terakhir. Bisa pulang meski sport jantung sepanjang perjalanan Soetta-Halim.

Kutoarjo, hari ini (18 Desember 2018)

Pagi sebelum check out dari hotel sudah booking tiket kereta dari traveloka. Pilih jadwal jam 17.18 WIB supaya  punya waktu yang cukup dan leluasa buat nuntasin kerjaan. Jam 15.30 disepakati kerjaan beres (untuk hari ini, lain waktu dilanjutkan lagi wkwkwk..). Langsung cus ke stasiun, print ticket di counter, masuk peron sodorin ticket dan ktp ke petugas. Ngiiiing......, mesin scaner menjerit waktu ticket di tempelkan. Petugas peron melototin ticketnya.
"Mbak, ini buat besok. Tanggal 19."
NGOOKKK!!! Aku pengen nguntal scannere.
Oalah Jum..Jum. Sing mbok pikir opo pesen ticket tanggal 18 kok sing didudul 19.
Akhirnya melipir ke pojokan, pesen nasi ayam jumbo di CFC dengan hati yang gundah gulana. Alamat nginep neng stasiun.



Sabtu, 28 Oktober 2017

DESTINATION

Ika Natassa dalam bukunya CRITICAL ELEVEN mendeskripsikan tokoh utamanya sebagai orang yang menjadikan bandara sebagai tempat favorit karena "Airport is the least aimless place in the world. Everything about the airport is destination. Semua yang ada di bandara harus punya tujuan dan memang punya tujuan. Bahkan tujuan itu tercantum jelas di secarik kertas. Boarding Pass. “Boarding pass is my mission statement in life"
For some reason I feel the same way. Menjadi seorang single mom terkadang memunculkan kekhawatiran-kekhawatiran yang berlebihan dalam diriku. Sebagian besar adalah tentang the guilty feeling karena merasa tak bisa menghadirkan gambaran yang utuh tentang sebuah keluarga kepada anak-anak. Mencoba berperan sebagai ibu sekaligus ayah tentu tak sama rasanya dengan hanya menjadi ibu atau hanya menjadi ayah. Aku sering dihantui pertanyaan-pertanyaan yang aku sendiri takut akan jawabannya. The future is mysteri and sometime it becomes scary mysteri for me.
Memegang boarding pass dan mengetahui dengan pasti tempat yang akan kutuju mendatangkan semacam perasaan "yeah, inilah tujuan (hidup)ku". Sensasi itu untuk sejenak membuatku menjadi orang yang visioner, percaya diri, berani dan berkharisma #ih, yang muncul dalam kepalaku lha kok Miranda Priestly (Meryl Streep) di The Devil Wears Prada. Sadis dunk..
sumber gambar : internet
Sebagai orang yang visioner akan mudah bagiku memberikan masukan dan pertimbangan yang logis, rasional dan berorientasi masa depan kepada anakku yang sedang galau antara memilih desain produk atau desain interior.
Sebagai orang yang percaya diri dan berani tantangan kehidupan haruslah dihadapi bukan ditakuti. Life is risking. No pain no gain. Apalagi kalau kelasnya hanya pasang galon, benerin kran kamar mandi sama ngecet tembok. Gempiil.. . Ada yang mau nantangin ke KUA?? Siapa takuut... #cieee.
Ya, semacam itulah. Sesuatu yang remeh tapi memberi sugesti yang besar. Especially for me. Makanya terkadang setelah aku kembali dari sebuah perjalanan, untuk beberapa lama aku nongkrong aja di bandara sambil bengong lihat orang lalu lalang dan mengabaikan tawaran para supir taxi yang berebut mengantarku pulang. Aku hanya ingin memerangkap "rasa itu" lebih lama lagi di dalam otakku, berharap sugestinya bisa menguatkanku menghadapi hidup yang tanpa kepastian. #tsaaah. ...

Bandara Gorontalo

😎