Ika Natassa dalam bukunya CRITICAL ELEVEN
mendeskripsikan tokoh utamanya sebagai orang yang menjadikan bandara sebagai
tempat favorit karena "Airport is the least aimless place in the world.
Everything about the airport is destination. Semua yang ada di bandara harus
punya tujuan dan memang punya tujuan. Bahkan tujuan itu tercantum jelas di
secarik kertas. Boarding Pass. “Boarding pass
is my mission statement in life"
For
some reason I feel the same way.
Menjadi seorang single mom terkadang memunculkan
kekhawatiran-kekhawatiran yang berlebihan dalam diriku. Sebagian besar adalah
tentang the guilty feeling karena merasa tak bisa menghadirkan gambaran yang
utuh tentang sebuah keluarga kepada anak-anak. Mencoba berperan sebagai ibu
sekaligus ayah tentu tak sama rasanya dengan hanya menjadi ibu atau hanya
menjadi ayah. Aku sering dihantui pertanyaan-pertanyaan yang aku sendiri takut
akan jawabannya. The future is mysteri
and sometime it becomes scary mysteri for me.
Memegang boarding pass dan mengetahui dengan pasti tempat yang
akan kutuju mendatangkan semacam perasaan "yeah, inilah tujuan
(hidup)ku". Sensasi itu untuk sejenak membuatku menjadi orang yang
visioner, percaya diri, berani dan berkharisma #ih,
yang muncul dalam kepalaku lha kok Miranda Priestly (Meryl Streep) di The Devil
Wears Prada. Sadis dunk..
sumber gambar : internet
Sebagai orang yang
visioner akan mudah bagiku memberikan masukan dan pertimbangan yang logis,
rasional dan berorientasi masa depan kepada anakku yang sedang galau antara
memilih desain produk atau desain interior.
Sebagai orang yang percaya diri dan berani tantangan kehidupan haruslah dihadapi bukan ditakuti. Life is risking. No pain no gain. Apalagi kalau kelasnya hanya pasang galon, benerin kran kamar mandi sama ngecet tembok. Gempiil.. . Ada yang mau nantangin ke KUA?? Siapa takuut... #cieee.
Ya, semacam itulah. Sesuatu yang remeh tapi memberi sugesti yang besar. Especially for me. Makanya terkadang setelah aku kembali dari sebuah perjalanan, untuk beberapa lama aku nongkrong aja di bandara sambil bengong lihat orang lalu lalang dan mengabaikan tawaran para supir taxi yang berebut mengantarku pulang. Aku hanya ingin memerangkap "rasa itu" lebih lama lagi di dalam otakku, berharap sugestinya bisa menguatkanku menghadapi hidup yang tanpa kepastian. #tsaaah. ...
Sebagai orang yang percaya diri dan berani tantangan kehidupan haruslah dihadapi bukan ditakuti. Life is risking. No pain no gain. Apalagi kalau kelasnya hanya pasang galon, benerin kran kamar mandi sama ngecet tembok. Gempiil.. . Ada yang mau nantangin ke KUA?? Siapa takuut... #cieee.
Ya, semacam itulah. Sesuatu yang remeh tapi memberi sugesti yang besar. Especially for me. Makanya terkadang setelah aku kembali dari sebuah perjalanan, untuk beberapa lama aku nongkrong aja di bandara sambil bengong lihat orang lalu lalang dan mengabaikan tawaran para supir taxi yang berebut mengantarku pulang. Aku hanya ingin memerangkap "rasa itu" lebih lama lagi di dalam otakku, berharap sugestinya bisa menguatkanku menghadapi hidup yang tanpa kepastian. #tsaaah. ...
Bandara Gorontalo
😎
Tidak ada komentar:
Posting Komentar